Hwahhh…beginilah nasibnya jika berlangganan internet dengan budget mepet. Bandwidth nya sempit, koneksi connect-disconnect, bahkan buat buka wordpress aja leleeeet…akhirnya saya harus cabs ke warnet..
Hmm, ternyata postingan favorit dari beberapa prototype tulisan terupload adalah yang berbau burung. Oke, I got the point.
Agar tidak mengecewakan para pembaca yang budiman, kali ini saya juga mau posting tentang burung lagi. Tepatnya di kawasan titik 0 Jogjakarta.
Di tahun ini, saya sudah 2 kali siaran di sebuah stasiun radio di Jogja (Kalo ndak salah bulan April-Mei..basi sih, tapi infonya abadi kok..:D). Tema yang saya angkat ya ndak jauh dari keseharian saya yang kala itu didominasi oleh birdwatching (sampai sekarang juga masih ding..). Seminggu sebelum siaran saya sempatkan melakukan pengamatan di seputar titik 0 Yogyakarta, tepatnya di bawah pohon beringin depan Gedung Agung, di depan Benteng Vredeburg dan komplek Kantos Pos. Saya bermaksud cari-cari bahan untuk dibagikan kepada masyarakat Jogja terkait komplek titik 0 dilihat dari sisi keanekaragaman hayati. Saya datang ke titik 0 dengan penuh semangat.. Dan apa yang terjadi? Tidak ada sodara…karena waktu itu jam menunjukkan pukul 01.00 dini hari (untungnya waktu itu belum ada orang gila gemar bacok…).
2 hari berselang, saya sempatkan mengamati burung lagi. Kali ini berangkat pagi dan dalam kondisi siap tempur. Bawa monokuler, binokuler dan bekal karena saya bermaksud mengamati burung seharian penuh di titik 0.. sendirian (kuranggawean.com). Alhasil, saya mendapatkan sederatan nama burung yang telah lama saya kenal. Pengen tau?
Ini dia daftarnya:
1. Bondol Haji –Lonchura maja
2. Bondol Jawa –Lonchura leucogastroides
3. Bondol Peking –Lonchura punctulata
4. Burung-gereja Erasia –Passer montanus
5. Burung-madu Sriganti –Nectarinia jugularis
6. Cabai Jawa –Dicaeum trochileum
7. Cabak Kota –Caprimulgus affinis
8. Cinenen Pisang –Orthotomus sutorius
9. Cipoh Kacat –Aegithia tiphia
10. Kacamata Biasa –Zosterops palpebrosus
11. Kerak Kerbau –Acridotheres javanicus
12. Kerak Ungu –Acridotheres tristis
13. Layang-layang Batu –Hirundo tahitica
14. Layang-layang Api –Hirundo rustica
15. Punai Gading –Treron vernans
16. Serak Jawa –Tyto alba
17. Perenjak Jawa –Prinia familiaris
18. Tekukur Biasa –Streptopelia chinensis
19. Walet Linci –Collocalia linci
20. Kekep Babi –Artamus leucorhynchus
21. Kapinis Rumah –Apus affinis
22. Merbah Cerukcuk –Pycnonotus goiavier
23. Cucak Kutilang –Pycnonotus aurigaster
24. Alap-alap Kawah –Falco peregrinus
Titik 0, Yogyakarta 25 April 2010
Ada satu jenis burung migran yang umum beredar di sini bernama Jalak Cina Sturnus sturninus, namun karena musim migrasi sudah lewat, burung tersebut tidak lagi teramati.
Jika melihat bagaimana area titik 0 hidup setiap harinya dengan kesibukan, hiruk-pikuk dan polusi, saya cukup dibuat terheran-heran oleh daftar ini. Kok lumayan banyak ya? Padahal saya hanya menempuh rute Benteng Vredeburg-Gedung Agung-Polres Kota Yogya, balik lagi lalu tongkrong di depan Monumen Serangan Oemoem 1 Maret.
Dugaan sementara adalah karena di komplek ini masih dijumpai beberapa pohon berukuran cukup besar yang mampu menyediakan fasilitas penunjang hidup bagi burung-burung tersebut. Ancaman dari perburuan juga berada di titik minimal karena lokasi yang ramai serta letak tumbuh pepohonan berada didalam area berakses terbatas (Gedung Agung).
Ada rasa haru ketika mengakhiri sesi pengamatan itu. Pertanyaan yang berbunyi “Sampai kapan?” saya tujukan pada kelestarian beberapa makhluk berbulu penebar pup di trotoar itu.. Semoga keberadan mereka tetap terjaga dan area lain di Jogja menyusul seiring kepedulian warga Jogja terhadap kelestarian lingkungan…
Jogja hijau berhati nyaman..
Ada yang mau menambahkan??
Kulo sumanggakaken.. 😀